My Humanity Project - GAD & APD Short Story - "My Secret"
Aku
masih belum siap melakukan ini!
Bahkan sampai detik ini, aku masih merasa bahwa aku ini
sangat menyedihkan. Entah mengapa batinku menjebak naluriku untuk mempercayai
hal konyol seperti itu. Sebenarnya aku ini apa? – terjebak dalam posisi yang di
mana bahkan aku tidak tahu apa itu. Hal yang sangat konyol bukan?
Malam
itu, terpaku menatap ke atas. Tatapan yang kosong yang terpancar dari kedua
bola mataku, serasa mencoba untuk mengeluarkan sinar X-Ray yang mungkin saja
melelehkan apapun yang ada di depannya. Konyol bukan? Aku mulai dengan prosedur
aneh, mengangkat kedua kaki ke atas lalu mencoba untuk bernafas, berpikir bahwa
yang aku tonton di televisi itu nyata, yaitu mencoba menurunkan darah ke kepala
agar pikiranku menjadi tenang. Sama saja, tak berpengaruh bahkan sedikitpun,
malah membuatku menjadi sangat pusing. Ingin rasanya malam itu aku keluar untuk
mencari sebuah mangsa yang akan dengan rakusnya aku habiskan. Tapi sayang,
spirit yang berada dalam tubuh ini menahan diriku. Seakan meneriaki bahwa aku
jangan pernah melakukan hal tersebut, karena itu akan sangat salah!
Baiklah,
saya akan mencoba melakukan yang terbaik mulai sekarang. Bukan salahku karena
aku menjadi seperti ini. Pikir saja sendiri salah siapa ini! – angin berhembus
cukup kencang, genangan air bekas hujan barusan dan satu lagi, pantulan rembulan
di genangan air tersebut. Peristiwa bodoh yang menimpa sosok aneh itu. keduanya
bersatu dalam satu nafsu yang sebenarnya tidak boleh terjadi. Aku berharap
bahwa hal tersebut tidak akan pernah terjadi terhadap diri ini.
Sebenarnya
mengakui hal tersebut adalah hal yang sangat mudah, tetapi menanggung beban
pikiran akan dampaknya yang sangatlah luar biasa. Bahkan saat berpikir tentang
itu saja membuatku ketakutan seakan akan terjadi peghakiman seperti yang
tertulis pada kebanyakan buku suci. Tetapi entah kapan dan bagaimana, aku yakin
suatu saat nanti akan ada waktunya bagi semua kecemasan itu terjadi. Entahlah?
Sekarang
aku akan melakukan perjalanan panjang, dan entah di mana aku akan berhenti.
Walau mungkin hanya untuk beristirahat sebentar. Sekedar mengambil nafas atau
mungkin juga air. Aku berharap aku akan menemukan transportasi dengan mudah
yang bisa mengantarkanku sampai di tempat tujuan dengan selamat, bukannya malah
menimbulkan kecelakaan yang fatal. Semuanya berada dalam garis tanganku, jika
menurut para peramal. Sayangnya bukan begitu, semuanya kembali lagi kepadaku.
Aku yang akan menjadi penentu terhadap semua ini. (*)
Komentar
Posting Komentar