SEMUA TENTANG KESENDIRIANKU



            Malam yang gelap, seperti biasanya. Dan aku terpaku menatap luasnya langit dengan bintang yang memenuhinya. Secangkir kopi dan sebatang rokok turut menemani diriku. Suasana yang benar-benar cocok untuk di katakan “Sempurna” – angin yang berhembus, menggoyangkan tangkai-tangkai kecil dari pepohonan, suasana malam yang romantis tanpa di temani kekasih.
Aku di tinggalkan lagi, dan kali ini terasa agak kosong. Setelah sosoknya mungkin tidak akan ada lagi yang lain, cerita yang di tinggalkannya akan tetap berada di alam bawah sadarku dan bahkan kadang terbawa dalam mimpiku. Keyakinanku akan semua yang akan terjadi mejadi pudar, masa depan yang telah aku rencanakan telah gagal total. Aku sendiri dan tetap menyendiri hingga detik ini. Kesunyian malam mendekapku dengan lembut, bahkan perlahan-lahan menelan kebahagiaan yang coba aku buat dengan mendengarkan alunan musik Blues. Sorotan rembulan menampar diriku agar segera tersadar dari kesendirian ini, ia seperti berkata bahwa diriku tidak sendiri. “Aku sudah gila” kataku, aku mencoba mengambil beberapa alasan untuk menerima kenyataan pahit yang telah menimpaku. Percaya bahwa aku akan baik-baik saja, mencoba untuk tetap maju dan tidak akan pernah menoleh ke belakang.
Beberapa saat kemudian tetesan air pun turun, setiap tetes memberikan ketenangan tersendiri bagiku. Aku tidak mencoba untuk berpindah dari tempatku, memilih untuk basah oleh hujan malam itu. setelah itu, hanya dengan waktu 5 menit saja aku sudah basah total. Aku mengangkat kepalaku dan menengadah ke atas, merasakan setiap tetes hujan yang menghantam wajahku. Serasa bebas dalam jiwa, entah apa yang membuatnya terasa nyaman kali ini. Pertama kalinya aku merasakan perasaan ini, mungkin karena situasi kesendirian yang aku rasakan membuat tubuhku menjadi sangat lelah dan butuh hal yang berbeda seperti saat ini.
Beberapa menit berlalu dan aku menyadari suatu hal, sebenarnya aku tidak sendiri. Kopi, rokok, langit, bulan, bintang dan hujan sedang menemaniku malam ini. Mereka semua merasa iba dengan diriku yang cukup menyedihkan ini. Aku tidak sendiri. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meokono Waterfall, TTS - East Nusa Tenggara

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BELUM INKLUSIF BAGI TEMAN TULI