SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BELUM INKLUSIF BAGI TEMAN TULI
Teman Tuli atau bahasa medisnya
adalah Tuna Rungu merupakan salah satu dari ragam Disabilitas yang memiliki
hambatan terhadap indera pendengarannya. Namun dikarenakan kesulitan mendengar dan akses kesehatan atau pendidikan yang masih kurang dalam menangani kebutuhan teman Tuli, sehingga hal tersebut menyebabkan beberapa teman Tuli tidak bisa berbicara. Sehingga, teman
Tuli masuk dalam klasifikasi disabilitas-ganda yaitu Tuna Rungu-Wicara. Teman
Tuli menggunakan Bahasa Isyarat yang membuat mereka lebih mudah berkomunikasi
dan juga mudah dalam mengakses informasi.
Di Indonesia sendiri, terdapat 2
jenis bahasa Isyarat, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem
Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). SIBI itu sendiri merupakan bahasa isyarat yang
diadopsi dari American Sign Language
(ASL) dan diterapkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sebagai alfabet isyarat
yang diajarkan para guru untuk para murid yang merupakan teman Tuli. Walaupun,
SIBI itu sendiri tidak menjadi alat komunikasi yang digunakan oleh teman Tuli
setiap harinya. Sedangkan BISINDO merupakan bahasa isyarat yang berkembang
antara komunitas Tuli di Indonesia dan menjadi alat komunikasi antara sesama
teman Tuli karena lebih muda dimengerti oleh mereka. Dengan adanya bahasa
isyarat, membuat teman Tuli bisa mengakses informasi dengan mudah dan
mengembangkan diri mereka. Pernyataan ini dikemukakan langsung oleh teman Tuli
secara umum yang merasa kesulitan jika bertemu dengan teman-teman yang bukan
disabilitas dan mengajak mereka berkomunikasi secara verbal atau oral (membaca
gerak bibir). Bahkan, kebanyakan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang seharusnya
menjadi sekolah inklusif bagi teman Tuli, faktanya hanyalah sebuah mitos. Mengapa
demikian? Karena kebanyakan guru SLB tidak mengajar di kelas menggunakan bahasa
isyarat. Bayangkan kalian hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,
namun saat belajar di kelas, kalian tidak menggunakan bahasa Indonesia, apakah
kalian bisa menerima pelajaran tersebut dengan baik?
Selain kesulitan mengakses
pelajaran di sekolah, teman Tuli juga kesulitan fokus selama berada di kelas
dikarenakan mereka digabungkan dengan ragam disabilitas lainnya yang membuat
mereka gampang teralihkan saat guru memberi materi pelajaran. Analoginya
seperti ini, saat teman Tuli diajarkan dengan cara verbal atau berbicara secara
langsung, teman Tuli butuh fokus yang lebih untuk membaca setiap gerakan bibir
dari gurunya. Belum lagi, banyak sekali artikulasi dalam pengucapan bahasa
Indonesia yang memiliki kemiripan, sehingga teman Tuli merasa kebingungan jika
mereka harus membaca gerak bibir dari guru mereka ditambah jika gurunya yang berbicara
secara cepat.
Hal ini menunjukan bahwa ternyata
Sekolah Luar Biasa (SLB) belum inklusif bagi teman Tuli. Pernyataan ini
terlihat dari kebanyakan teman Tuli yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan di
perguruan tinggi dibandingkan ragam disabilitas lainnya. Kurangnya pemahaman
akan kebutuhan teman Tuli terhadap bahasa Isyarat menyebabkan teman Tuli
menjadi salah satu jenis disabilitas yang sangat minim dalam mengakses
informasi. Bahkan saking minimnya akses yang mereka miliki, menyebabkan
mereka sangat kurang terhadap perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Sehingga,
bahasa yang sederhana untuk kebanyakan teman-teman non-disabilitas, belum tentu
bisa dipahami oleh teman Tuli. Seperti contohnya kata “Reproduksi” yang jarang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi sulit bagi teman Tuli untuk
mengartikan kata ini.
Bahasa isyarat Indonesia
(BISINDO) menjadi sangat penting bagi teman Tuli karena dengan adanya bahasa
isyarat, teman Tuli jadi lebih mudah mengakses informasi dibandingkan berbicara langsung, atau membaca informasi
secara tertulis yang pada umumnya menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Sedangkan
faktanya, kebanyakan SDM yang berada di Sekolah Luar Biasa (SLB), banyak yang
tidak bisa menggunakan bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) ataupun Sistem Bahasa
Isyarat Indonesia (SIBI). Pertanyaan yang teman-teman harus jawab sekarang, apakah
Sekolah Luar Biasa (SLB) itu sudah inklusif bagi teman Tuli?
Komentar
Posting Komentar