Salam dari Bumi



Kupang, 06 Maret 2019

Selamat ulang tahun Maximilian Grivandy Manafe.

Hari dimana kau memberi kami kenangan tersedih dalam hidup kami yang seharusnya menjadi peringatan hari kelahiranmu yang ke 23. Kau memberikan kesan sedih yang selama ini belum kami rasakan sebelumnya, yaitu kehilangan salah satu saudara dan sahabat kami. Saudara dan sahabat yang selalu ada saat kami butuh, tiba-tiba saja hilang. Semua canda tawamu hilang dari dunia ini, semua kenangan yang pernah kita jejaki bersama serasa ditelan angin dan terbang entah kemana. Cinta yang kau berikan kepada kami belumlah cukup sahabat dan sebaliknya. Semua terasa tak nyata bagi kami, aku sendiri bahkan belum sempat memberikan jabatan selamat secara langsung, yah selamat karena telah menjadi sahabat kami. Belum sempat aku memberikan sesuatu yang berharga bagimu untuk dibawa ke surga.
Kami sangat menyayangimu, bahkan lebih tepatnya mencintaimu. Kau pantas mendapatkan penghargaan dari kami. Kau sangat hebat teman, kau luar biasa. Perjalanan hidup yang luar biasa saat bersamamu menjadi sebuah coretan tinta permanen di hati kami. Berat rasanya, sangat berat! Detik ini pun aku masih tidak mempercayai fakta bahwa kau telah pergi. Kau telah bahagia di sana, kau telah bertemu Mr. J dan ayahmu yang sangat menyayangimu. Rindu? Pastinya! Tapi apa daya… kau memang telah menjadi juara pertama yang pergi setelah memberikan kenangan hidup yang sangat banyak bersama kami.
Ingat saat pertama kali aku membawamu ke pulau Semau? Salah satu surga tersembunyi yang begitu indah. Kau sangat bahagia, semua memori itu seakan menjadi filem pendek yang di putar berulang kali di kepalaku. Tawa bahagiamu seakan masih terngiang di telingaku. Kau sungguh sangat bahagia dikala itu. Sekarang semua akan terasa berbeda jika pergi kesana, kebersamaan kita tidak akan pernah lengkap lagi. Entah apa yang kau lakukan disana sekarang? Mungkin kau telah menemukan sahabat baru disana, mendapatkan kenyamanan yang luar biasa disana. Aku iri, sangat iri denganmu, bahkan didunia lain pun kau tetap luar biasa. Hanya membayangkan saja aku menjadi marah dan iri, namun aku juga turut bahagia. Terdengar jijik untuk mengatakannya, tapi sungguh sahabat, aku menyayangimu, sangat! Aku berjanji bahwa aku akan menjaga ibumu, dan persahabatan kita. Kristo, Kevin, Rexy, Enjel, Erni, Chrystin, Darwis, Fendy, Ikbal dan semua teman kita akan menjamin hal tersebut.
Entah apa yang membuat aku merasakan sakit saat mengingatmu, sakitnya sulit untuk dijelaskan. Seperti memainkan peran pengganti yang ada di filem aksi namun benar-benar nyata perkelahiannya.  Bahkan saat menangis pun aku merasakan sakit yang luar biasa. Aku bisa tahu bahwa kau mengalami sakit yang sangat luar biasa, namun kau memaksa untuk tersenyum saat kami membesukmu di rumah sakit, senyum muncul dari balik kesakitan yang kau rasakan. Aku mengajakmu bercanda dan kau berusaha membalasnya tapi aku tahu bahwa kau sangat kesakitan. Aku berpikir kembali mengapa aku merasakan sakit saat mengingatmu, aku bertanya kembali kepada diriku sendiri? Apa? – setelah terdiam dari tangis itu, aku sadar bahwa aku sangat menyesal karena tidak bisa berbuat apa-apa saat kau sakit, bahkan aku jarang menjengukmu di rumah sakit. padahal aku ingat betul bahwa kakakmu sering meminta untuk aku menjengukmu. Ibumu terus menanyakan keberadaanku. Jelas saja ibumu sangat mengingat diriku, saat kau berulang tahun yang ke 17, akulah yang memanjatkan doa syukuran untukmu. Bukan karena aku suci, tapi entahlah, waktu itu mereka menunjukku sebagai pendoa. Tapi, momen memalukan itu menjadi sebuah kenangan indah yang bisa aku banggakan. Aku berterimakasih karena telah mengenalmu sahabat.
Masih banyak hal  yang ingin aku utarakan tapi itu membutuhkan lebih dari jutaan halaman Ms. Word ini. Singkatnya tunggu kami disana sahabat Maximilian Grivandy Manafe, tunggu saja, pasti kami akan sampai.











Komentar

Postingan populer dari blog ini

Meokono Waterfall, TTS - East Nusa Tenggara

SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) BELUM INKLUSIF BAGI TEMAN TULI